Seribu tahun kita bersaudara saling menahan diri. Kamu, Kamu menahan diri karena napasku, aku menahan diri karena amarahmu
(Heinrich Heine, „An Edon“)
Melalui tulisan ini kami ingin menceritakan sejarah rahasia Jerman. Sorbia dikenal oleh seni tradisionalnya. Akan tetapi hak azasi penduduknya dilanggar. Seperti diungkapkan pembawa berita MDR, sejumlah besar tanah adat dan pedesaan di Lausitz hancur karena kebijakan penambangan batu bara muda sejak jaman Nazi. Sorbia adalah suku bangsa Slavik terkecil dan golongan minoritas di Jerman yang tinggal di tanah Lausitz yang mencakup negara Brandenburg dan Sachsen. Orang-orang Sorbia telah bercocok tanam dan tinggal di Lausitz sejak lebih dari 16 abad. Oleh karena tekanan pemerintah Jerman, mereka harus meninggalkan budaya dan identitas Slavik mereka. Konstitusi Jerman sampai saat ini menekankan peraturan yang memungkinkan pengambil alihan paksa rumah dan lahan. Peraturan-peraturan ini ditetapkan sejak jaman politik perang Hittler. Kebijakan ini disembunyikan secara sistematis dari dunia luar. Tidak cukup di situ, sejak beberapa tahun belakangan perusahaan negara Swedia Vattenfall berkontribusi menghancurkan kebudayaan Sorbia. Jadi kami adalah saksi dari skandal, di mana perusahaan tersebut mengambil untung dari celah kebijakan masa Nazi. Karena hanya melalui kebijakan tersebut mereka bisa mengambil alih lahan di Sorbia dan mengusahakan pertambangan batu bara muda mereka di Lausitz.
„Seperempat tanah kami direbut melalui lobi batu bara. Sorbia tersudut tembok.” Peringatan Jan Nuk, pemimpin himpunan bangsa Sorbia Domowina di hadapan asosiasi pers mancanegara London. Untungnya tidak lama kemudian terbuka pintu Buckingham Palace bagi perwakilan Sorbia. Pada peringatan 50 tahun pemerintahan ratu Elizabeth kedua 2002 Sorbia berkesempatan mempersembahkan hadiah pertama kali kepada sang ratu. Pada kesempatan itulah pertama kalinya Sorbia hadir di ibukota Inggris sejak perang dunia kedua. Pada 1946, di London, Sorbia pernah gagal berkampanye untuk bergabung dengan Ceko. Sejak setengah milenium sebelumnya bangsa Sorbia bercocok tanam di Lausitz. Lausitz atau Lužica dalam bahasa Sorbia berarti tanah kaya air atau juga dikenal sebagai “First Nation”. Lausitz sejak lama dikenal karena kaya akan harta karunnya. Seperti emas, platina, tembaga dan logam tanah jarang. Harta karun ini menjadi berkat bagi pelobi batu bara karena lemahnya hukum yamg mengatur hak tambang di daerah ini. Namun seberkah cahaya muncul di depan mata. Tidak lama kemudian usaha Sorbia memberntuk parlemen mandiri berhasil melalui pendirian SERBSKI SEJMIK. Stanislav Tillich menjadi perdana menteri pertama Sorbia. Musisi band Silbermond berbicara bahasa Sorbia. Melalui “brilianten Stars” seperti Daniel Brühl dan Robert Stadlober dan lewat film KRABAT dari 20th Century Fox membuktikan bahwa KRABAT sebagai cerita kemerdekaan Sorbia dari Měrćin Nowak-Njechorński.
136 Desa yang Hilang
Werner Domain dan istrinya adalah penghuni terakhir desa Horno. Pasangan pensiunan ini menolak tawaran kompensasi lahan sampai akhir hidupnya. Mereka berdua berumur lebih dari 70 tahun dan membangun sendiri pohon Linden di depan rumah mereka ketika polusi tambang batu bara menelan tanah mereka. Horno ditinggalkan dan hancur tampak seperti bekas perang. 136 desa hancur di Jerman, negara yang terkenal oleh teknologi dan keahlian ekologinya, di kawah pertambangan batu bara. Demikian pula penghapusan etnik Sorbia dipercepat. Di portal www.verschwundene-orte.de anda bisa menemukan nama-nama tempat dalam bahasa Sorbia, seperti Publik, Bukowina, Horno, Barak, Rowna dan Lacoma.
Meraka adalah gema dari dunia yang hilang oleh penambangan batu bara. Horno dihacurkan oleh perusahaan energi Swedia Vattenfall, meskipun di sana tidak ditemukan cukup batu bara untuk mengambil untung. Pada saat ini daerah Sorbia terancam punah. Lausitzer Bergbau AG secara halus mengungkapkan bahwa mereka beroperasi di lahan sebesar 750 kilometer persegi. Dengan demikian mereka telah merusak lahan sebesar kota Hamburg. Professor Joachim Katzur, pemimpin Institut Penelitian Lahan Pasca Pertambangan menjelaskan pada sebuah diskusi ZEIT secara lebih jelas. Sebenarnya Lausitzer Bergbau AG merusak 4 kali besar lahan apabila kerusakan akibat pencemaran sungai ke daerah lain diperhitungkan. Dengan demikian 3000 kilometer persegi lahan subur di Lausitz dikorbankan demi lobi pertambangan batu bara. Lahan 3000 kilometer persegi berarti lebih besar dari besar lahan Luxemburg atau kira-kira setengah besar lahan Palestina. Sementara Lausitz sendiri kira-kira sebesar Belgia. Ribuan kilometer persegi lahan subur di Jerman dihancurkan oleh pertambangan batu bara muda. Kerusakan akibat perbuatan manusia ini menyebabkan perubahan kondisi permukaan tanah yang paling drastis sejak jaman es.
Kampanye batu bara bersih
„Bila kita benar-benar ingin menyelamatkan iklim, kita haru secepat mungkin meniggalkan batu bara“, tuntut Claudia Kempfert dar Institut Penelitian Ekonomi. Karena efisiensinya sangat rendah, batu bara menghasilkan terlalu banyak gas rumah kaca, seperti CO2 yang sangat berbahaya bagi iklim. Akan tetapi kali ini kampanye untuk klima harus menelan kekalahan. "Carbon Capture & Storage" adalah istilah buatan Vattenfall, RWE Co. Tujuan teknik uji coba ini adalah untuk mengurangi emisi CO2 melalui penimbunan bawah tanah. “CCS adalah alat untuk memblokir investasi untuk sumber energi terbaharui, melalui konspirasi oligarki”, pendapat ahli Ekologi dari partai Hijau Astrid Schneider. Pada sebuah Forum di Sachsen, ahli dari Vattenfall Hubertus Altmann mengaku di depan parlemen bahwa teknologi CCS baru bisa diaplikasikan pertama kali pertengahan dekade depan.
Pemburu Harta karun di bawah Bendera Panama
Di tanah Sorbia tersimpan logam berharga bernilai miliaran Euro, termasuk di antaranya emas, platina, perak, seng dan lebih dari 2,7 juta ton bijih tembaga. Menurut harga pasar, 1 ton tembaga bisa mencapai harga 10.000 Euro. KSL Kupferschiefer GmbH berusaha mendapat hak tambang di Lausitz. KSL didominasi oleh skema Matrjoschka. Karena Kupferschiefer GmbH adalah anak perusahaan Minera S.A, sebuah perusahaan tambang Panama yang juga merupakan anak perusahaan dari Inmet Mining dari Kanada. Inmet Mining dipimpin oleh ahli geologi Aachen, CEO Jochen Tilk. Sehingga publik mempertanyakan transparasi kontraknya. Idealnya, dari perburuan harta karun ini tidak hanya menguntungkan bagi mereka yang bekerja di sektor ini, tapi juga dirasakaan oleh penduduk setempat, antara lain misalnya melalui investasi di pendidikan, terutama di perguruan tinggi di Lausitz dan lembaga bahasa Sorbia-Jerman WITAJ. Menurut pengganti Nuk, David Statnik, „ Apabila hak tambang untuk batu bara, tembaga, emas atau platina diberikan kepada perusahaan besar, maka di lausitz harus diberlakukan pajak kontribusi daerah tiap ton logam yang digali sebagaimana diberlakukan di Ruhrgebiet“. Dengan demikian dana bisa mengalir ke Infrastruktur, proyek bahasa Sorbia dan perguruan tinggi lokal, sehingga penduduk lokal Sorbia-Jerman bisa bekerja dan terbuka sektor usaha yang tanggap masa depan.
Setelah Diktator hanya Demokrasi yang diatur
Lebih dari ratusan tahun Sorbia dijajah. Mereka dilarang memelihara anjing atau kuda. Apabila ada sedikit masa damai diikuti tekanan asimilasi. Ribuan keluarga Sorbia dipaksa dijermankan. Sebuah kejadian kunci berlangsung pada tahun 939. Pada waktu itu Markgraf Gero berkuasa. Kekuasaanya diperoleh melalui sebuah perjamuan berdarah. Melalui tipu muslihat dia mengundang 30 penguasa Sorbia untuk dibantai. “Lalu bagaimana dengan saat ini? Setelah dua dekade Revolusi damai (Persatuan Jerman) tidak ada kejelasan untuk hak menentukan nasib sendiri untuk Sorbia. Kami orang Sorbia dianggap orang asing”. Tuduh Benedikt Dyrlich. Sebagai pemimpin Himpunan Seniman Sorbia dia mengkritik minimnya kebebasan berorganisasi di Sorbia. Sementara itu payung perhimpunan Sorbia Domowina masih memakai struktur peniggalan DDR. Markus Meckel memahami persoalan ini. Beliau melibatkan diri dalam Diskusi dua tambah empat (kedua Jerman dan 4 negara pemenang perang) sebagai menteri luar negeri pertama dan terakhir DDR. Ironisnya tidak lama kemudian beliau menyadari „Sorbia hanya bisa makmur bila mengelola mandiri harta karunnya sebagai „First Nation“. Akan tetapi ketika menteri dalam negeri Schäuble mempertanyakan kejelasannya pada kontrak persatuan, Meckel tidak berminat. Kontrak Persatuan dirasa Meckel bukan persoalannya. Begitu pula pertanyaan tabu birokrat DDR mengenai kepemilikan lahan di Sorbia. Karena sampai saat ini siapa yang berhak atas lahan tersebut tidak jelas. Begitu pula legitimasi hak tambang yang dikeluarkan.
Bicara adalah Emas
Marka Macijowa, pemimpin percetakan nasional Sorbia, mendalami usaha konservasi bahasa Sorbia. “Bahasa Sorbia hanya bisa bertahan. Apabila orang tua mewariskannya pada anak-anak. Dan juga apabila Jerman menghormati identitas Sorbia”, peringatan Macijowa. Sementara ini Sorbia mengikat kontak di Berlin, London dan Brussel. Jerzy Buzek adalah pencetus Konferensi Internasional Musik Sorbia. Pada masa mudanya Buzek mengorganisasi gerakan bawah tanah Solidarnosz di Schlesien. Saat ini beliau menjabat president parlemen di Brussel. Bantuan bisa saja datang dari pihak tak terduga. Calon komisaris Agraris Dacian Ciolos dari Romania sedang menrumuskan kembali peraturan pertanian EU. Rumusan berikutnya seharusnya lebih terdesentralisasi dan ramah lingkungan. Apabila rumusan ini hanya sebagian diterima pun bisa berarti awal baru yang berkelanjutan bagi Lausitz. Sejak lebih dari 16 abad orang bicara dan menyanyi dalam bahasa Sorbia di Lausitz. Akan tetapi perampokan oleh tambang batu bara merusak tanah ini, yang semestinya dikelola Sorbia.
Pada resepsi di istana Buckingham, Jan Nuk dan penulis mempersembahkan sebuah buku biru berjudul “Dwe Lubosci Ja Mam – Dua cinta ada padaku”: Soneta Shakespeare dalam bahasa Sorbia. Bersasarkan kata filsuf Peter Sloterdijk, jerman dan Sorbia harus belajar hidup berdampingan. Bagaimana caranya akan menjadi harta tak ternilai harganya. Lausitz bisa menjadi kosmopolitan energi bersih, yang ironisnya akan menguntungkan Jerman juga. Pada akhir hidupnya ayah seing memakai bahasa Sorbia. Setalah wafat ditemukan pesan di atas meja ruang keluarga, sebagaimana disiapkan untuk ditemukan. Di sana tertulis "Witajci k nam" dan di baris bawahnya tertulis dalam bahasa Sorbia: "Semoga selamat kembali pulang".
(Heinrich Heine, „An Edon“)
Melalui tulisan ini kami ingin menceritakan sejarah rahasia Jerman. Sorbia dikenal oleh seni tradisionalnya. Akan tetapi hak azasi penduduknya dilanggar. Seperti diungkapkan pembawa berita MDR, sejumlah besar tanah adat dan pedesaan di Lausitz hancur karena kebijakan penambangan batu bara muda sejak jaman Nazi. Sorbia adalah suku bangsa Slavik terkecil dan golongan minoritas di Jerman yang tinggal di tanah Lausitz yang mencakup negara Brandenburg dan Sachsen. Orang-orang Sorbia telah bercocok tanam dan tinggal di Lausitz sejak lebih dari 16 abad. Oleh karena tekanan pemerintah Jerman, mereka harus meninggalkan budaya dan identitas Slavik mereka. Konstitusi Jerman sampai saat ini menekankan peraturan yang memungkinkan pengambil alihan paksa rumah dan lahan. Peraturan-peraturan ini ditetapkan sejak jaman politik perang Hittler. Kebijakan ini disembunyikan secara sistematis dari dunia luar. Tidak cukup di situ, sejak beberapa tahun belakangan perusahaan negara Swedia Vattenfall berkontribusi menghancurkan kebudayaan Sorbia. Jadi kami adalah saksi dari skandal, di mana perusahaan tersebut mengambil untung dari celah kebijakan masa Nazi. Karena hanya melalui kebijakan tersebut mereka bisa mengambil alih lahan di Sorbia dan mengusahakan pertambangan batu bara muda mereka di Lausitz.
Lusatia briefing at Foreign Press Association, London May 2002 (Jan Nuk, Domowina Chairman, left / Tomaš Kappa / Ralph Thomas Kappler, centre) |
„Seperempat tanah kami direbut melalui lobi batu bara. Sorbia tersudut tembok.” Peringatan Jan Nuk, pemimpin himpunan bangsa Sorbia Domowina di hadapan asosiasi pers mancanegara London. Untungnya tidak lama kemudian terbuka pintu Buckingham Palace bagi perwakilan Sorbia. Pada peringatan 50 tahun pemerintahan ratu Elizabeth kedua 2002 Sorbia berkesempatan mempersembahkan hadiah pertama kali kepada sang ratu. Pada kesempatan itulah pertama kalinya Sorbia hadir di ibukota Inggris sejak perang dunia kedua. Pada 1946, di London, Sorbia pernah gagal berkampanye untuk bergabung dengan Ceko. Sejak setengah milenium sebelumnya bangsa Sorbia bercocok tanam di Lausitz. Lausitz atau Lužica dalam bahasa Sorbia berarti tanah kaya air atau juga dikenal sebagai “First Nation”. Lausitz sejak lama dikenal karena kaya akan harta karunnya. Seperti emas, platina, tembaga dan logam tanah jarang. Harta karun ini menjadi berkat bagi pelobi batu bara karena lemahnya hukum yamg mengatur hak tambang di daerah ini. Namun seberkah cahaya muncul di depan mata. Tidak lama kemudian usaha Sorbia memberntuk parlemen mandiri berhasil melalui pendirian SERBSKI SEJMIK. Stanislav Tillich menjadi perdana menteri pertama Sorbia. Musisi band Silbermond berbicara bahasa Sorbia. Melalui “brilianten Stars” seperti Daniel Brühl dan Robert Stadlober dan lewat film KRABAT dari 20th Century Fox membuktikan bahwa KRABAT sebagai cerita kemerdekaan Sorbia dari Měrćin Nowak-Njechorński.
Over 136 destroyed Lusatian villages - by Coal Strip Mining |
136 Desa yang Hilang
Werner Domain dan istrinya adalah penghuni terakhir desa Horno. Pasangan pensiunan ini menolak tawaran kompensasi lahan sampai akhir hidupnya. Mereka berdua berumur lebih dari 70 tahun dan membangun sendiri pohon Linden di depan rumah mereka ketika polusi tambang batu bara menelan tanah mereka. Horno ditinggalkan dan hancur tampak seperti bekas perang. 136 desa hancur di Jerman, negara yang terkenal oleh teknologi dan keahlian ekologinya, di kawah pertambangan batu bara. Demikian pula penghapusan etnik Sorbia dipercepat. Di portal www.verschwundene-orte.de anda bisa menemukan nama-nama tempat dalam bahasa Sorbia, seperti Publik, Bukowina, Horno, Barak, Rowna dan Lacoma.
Girl from Sorbian Lusatia (Foto by Iwajla Klinke) |
Meraka adalah gema dari dunia yang hilang oleh penambangan batu bara. Horno dihacurkan oleh perusahaan energi Swedia Vattenfall, meskipun di sana tidak ditemukan cukup batu bara untuk mengambil untung. Pada saat ini daerah Sorbia terancam punah. Lausitzer Bergbau AG secara halus mengungkapkan bahwa mereka beroperasi di lahan sebesar 750 kilometer persegi. Dengan demikian mereka telah merusak lahan sebesar kota Hamburg. Professor Joachim Katzur, pemimpin Institut Penelitian Lahan Pasca Pertambangan menjelaskan pada sebuah diskusi ZEIT secara lebih jelas. Sebenarnya Lausitzer Bergbau AG merusak 4 kali besar lahan apabila kerusakan akibat pencemaran sungai ke daerah lain diperhitungkan. Dengan demikian 3000 kilometer persegi lahan subur di Lausitz dikorbankan demi lobi pertambangan batu bara. Lahan 3000 kilometer persegi berarti lebih besar dari besar lahan Luxemburg atau kira-kira setengah besar lahan Palestina. Sementara Lausitz sendiri kira-kira sebesar Belgia. Ribuan kilometer persegi lahan subur di Jerman dihancurkan oleh pertambangan batu bara muda. Kerusakan akibat perbuatan manusia ini menyebabkan perubahan kondisi permukaan tanah yang paling drastis sejak jaman es.
Kampanye batu bara bersih
„Bila kita benar-benar ingin menyelamatkan iklim, kita haru secepat mungkin meniggalkan batu bara“, tuntut Claudia Kempfert dar Institut Penelitian Ekonomi. Karena efisiensinya sangat rendah, batu bara menghasilkan terlalu banyak gas rumah kaca, seperti CO2 yang sangat berbahaya bagi iklim. Akan tetapi kali ini kampanye untuk klima harus menelan kekalahan. "Carbon Capture & Storage" adalah istilah buatan Vattenfall, RWE Co. Tujuan teknik uji coba ini adalah untuk mengurangi emisi CO2 melalui penimbunan bawah tanah. “CCS adalah alat untuk memblokir investasi untuk sumber energi terbaharui, melalui konspirasi oligarki”, pendapat ahli Ekologi dari partai Hijau Astrid Schneider. Pada sebuah Forum di Sachsen, ahli dari Vattenfall Hubertus Altmann mengaku di depan parlemen bahwa teknologi CCS baru bisa diaplikasikan pertama kali pertengahan dekade depan.
Over 136 destroyed villages - Strip Mining by Vattenfall in Lusatia |
Pemburu Harta karun di bawah Bendera Panama
Di tanah Sorbia tersimpan logam berharga bernilai miliaran Euro, termasuk di antaranya emas, platina, perak, seng dan lebih dari 2,7 juta ton bijih tembaga. Menurut harga pasar, 1 ton tembaga bisa mencapai harga 10.000 Euro. KSL Kupferschiefer GmbH berusaha mendapat hak tambang di Lausitz. KSL didominasi oleh skema Matrjoschka. Karena Kupferschiefer GmbH adalah anak perusahaan Minera S.A, sebuah perusahaan tambang Panama yang juga merupakan anak perusahaan dari Inmet Mining dari Kanada. Inmet Mining dipimpin oleh ahli geologi Aachen, CEO Jochen Tilk. Sehingga publik mempertanyakan transparasi kontraknya. Idealnya, dari perburuan harta karun ini tidak hanya menguntungkan bagi mereka yang bekerja di sektor ini, tapi juga dirasakaan oleh penduduk setempat, antara lain misalnya melalui investasi di pendidikan, terutama di perguruan tinggi di Lausitz dan lembaga bahasa Sorbia-Jerman WITAJ. Menurut pengganti Nuk, David Statnik, „ Apabila hak tambang untuk batu bara, tembaga, emas atau platina diberikan kepada perusahaan besar, maka di lausitz harus diberlakukan pajak kontribusi daerah tiap ton logam yang digali sebagaimana diberlakukan di Ruhrgebiet“. Dengan demikian dana bisa mengalir ke Infrastruktur, proyek bahasa Sorbia dan perguruan tinggi lokal, sehingga penduduk lokal Sorbia-Jerman bisa bekerja dan terbuka sektor usaha yang tanggap masa depan.
Setelah Diktator hanya Demokrasi yang diatur
Lebih dari ratusan tahun Sorbia dijajah. Mereka dilarang memelihara anjing atau kuda. Apabila ada sedikit masa damai diikuti tekanan asimilasi. Ribuan keluarga Sorbia dipaksa dijermankan. Sebuah kejadian kunci berlangsung pada tahun 939. Pada waktu itu Markgraf Gero berkuasa. Kekuasaanya diperoleh melalui sebuah perjamuan berdarah. Melalui tipu muslihat dia mengundang 30 penguasa Sorbia untuk dibantai. “Lalu bagaimana dengan saat ini? Setelah dua dekade Revolusi damai (Persatuan Jerman) tidak ada kejelasan untuk hak menentukan nasib sendiri untuk Sorbia. Kami orang Sorbia dianggap orang asing”. Tuduh Benedikt Dyrlich. Sebagai pemimpin Himpunan Seniman Sorbia dia mengkritik minimnya kebebasan berorganisasi di Sorbia. Sementara itu payung perhimpunan Sorbia Domowina masih memakai struktur peniggalan DDR. Markus Meckel memahami persoalan ini. Beliau melibatkan diri dalam Diskusi dua tambah empat (kedua Jerman dan 4 negara pemenang perang) sebagai menteri luar negeri pertama dan terakhir DDR. Ironisnya tidak lama kemudian beliau menyadari „Sorbia hanya bisa makmur bila mengelola mandiri harta karunnya sebagai „First Nation“. Akan tetapi ketika menteri dalam negeri Schäuble mempertanyakan kejelasannya pada kontrak persatuan, Meckel tidak berminat. Kontrak Persatuan dirasa Meckel bukan persoalannya. Begitu pula pertanyaan tabu birokrat DDR mengenai kepemilikan lahan di Sorbia. Karena sampai saat ini siapa yang berhak atas lahan tersebut tidak jelas. Begitu pula legitimasi hak tambang yang dikeluarkan.
Bicara adalah Emas
Marka Macijowa, pemimpin percetakan nasional Sorbia, mendalami usaha konservasi bahasa Sorbia. “Bahasa Sorbia hanya bisa bertahan. Apabila orang tua mewariskannya pada anak-anak. Dan juga apabila Jerman menghormati identitas Sorbia”, peringatan Macijowa. Sementara ini Sorbia mengikat kontak di Berlin, London dan Brussel. Jerzy Buzek adalah pencetus Konferensi Internasional Musik Sorbia. Pada masa mudanya Buzek mengorganisasi gerakan bawah tanah Solidarnosz di Schlesien. Saat ini beliau menjabat president parlemen di Brussel. Bantuan bisa saja datang dari pihak tak terduga. Calon komisaris Agraris Dacian Ciolos dari Romania sedang menrumuskan kembali peraturan pertanian EU. Rumusan berikutnya seharusnya lebih terdesentralisasi dan ramah lingkungan. Apabila rumusan ini hanya sebagian diterima pun bisa berarti awal baru yang berkelanjutan bagi Lausitz. Sejak lebih dari 16 abad orang bicara dan menyanyi dalam bahasa Sorbia di Lausitz. Akan tetapi perampokan oleh tambang batu bara merusak tanah ini, yang semestinya dikelola Sorbia.
Buckingham Palace Gates open for Sorb Delegation - Jan Nuk, Tomaš Kappa (2002) |
Pada resepsi di istana Buckingham, Jan Nuk dan penulis mempersembahkan sebuah buku biru berjudul “Dwe Lubosci Ja Mam – Dua cinta ada padaku”: Soneta Shakespeare dalam bahasa Sorbia. Bersasarkan kata filsuf Peter Sloterdijk, jerman dan Sorbia harus belajar hidup berdampingan. Bagaimana caranya akan menjadi harta tak ternilai harganya. Lausitz bisa menjadi kosmopolitan energi bersih, yang ironisnya akan menguntungkan Jerman juga. Pada akhir hidupnya ayah seing memakai bahasa Sorbia. Setalah wafat ditemukan pesan di atas meja ruang keluarga, sebagaimana disiapkan untuk ditemukan. Di sana tertulis "Witajci k nam" dan di baris bawahnya tertulis dalam bahasa Sorbia: "Semoga selamat kembali pulang".
* Article "Schatzjagd im Sorbenland”, Treasure Hunt in Lusatia," published
by Pogrom-Magazine of the "Society for Threatened Peoples - Gesellschaft für bedrohte Völker“, Ralph Th. Kappler / Tomaš Kappa, Göttingen 2012
* Press Release: Sorbian Delegation at the London based Foreign Press Association
Joint statement of HALO ENERGY and DOMOWINA, London 2002
https://independent.academia.edu/RalphThomasKappler
* Sorb EU Memorandum to EU-President José Manuel Barroso,
Sorbisches EU Memorandum an EU Präsident José Manuel Barroso,
Brussels / Budyšin / Bautzen, 7th of June 2012
https://independent.academia.edu/RalphThomasKappler
* Ralph Th. Kappler / Tomaš Kappa founded the HALO ENERGY
CleanTech communications network in 2002 in London.
https://www.halo-energy.com
Distributed by HALO ENERGY
Web: https://www.halo-energy.com
by Pogrom-Magazine of the "Society for Threatened Peoples - Gesellschaft für bedrohte Völker“, Ralph Th. Kappler / Tomaš Kappa, Göttingen 2012
* Press Release: Sorbian Delegation at the London based Foreign Press Association
Joint statement of HALO ENERGY and DOMOWINA, London 2002
https://independent.academia.edu/RalphThomasKappler
* Sorb EU Memorandum to EU-President José Manuel Barroso,
Sorbisches EU Memorandum an EU Präsident José Manuel Barroso,
Brussels / Budyšin / Bautzen, 7th of June 2012
https://independent.academia.edu/RalphThomasKappler
* Ralph Th. Kappler / Tomaš Kappa founded the HALO ENERGY
CleanTech communications network in 2002 in London.
https://www.halo-energy.com
Distributed by HALO ENERGY
Web: https://www.halo-energy.com
MORE INFORMATION ON SORBIAN LUSATIA
Institucije | Institutionen | Institutions
Ludowe nakładnistwo Domowina/Domowina-Verlag Bautzen/
Domowina People's press
Łužiska Alianca – Lusatia Alliance - Lausitzer Allianz
Serbska kulturna informacija/Sorbische Kulturinformation Bautzen/
Sorbian cultural Information Bautzen
Sorbian cultural Information Bautzen
Serbski kulturny centrum SKC Slepo
Sorbisches Kulturzentrum Schleife
Sorbian cultural centrum Slepo/Schleife
Sorbisches Kulturzentrum Schleife
Sorbian cultural centrum Slepo/Schleife
Serbski ludowy ansambl/
Sorbisches National-Ensemble/
Sorbian National Ensemble
Serbski muzej Budyšin/
Sorbisches Museum Bautzen/
Sorbian Museum Bautzen/Budyšin
Sorbisches National-Ensemble/
Sorbian National Ensemble
Serbski muzej Budyšin/
Sorbisches Museum Bautzen/
Sorbian Museum Bautzen/Budyšin
Uniwersita Lipsk/Universität Leipzig
Institut za sorabistiku
Institut für Sorabistik
Institute of Sorbian Studies
Institut za sorabistiku
Institut für Sorabistik
Institute of Sorbian Studies
FUEVFederalistiska unija Europskich narodnych skupin/
Föderalistische Union Europäischer Volksgruppen/
Federal Union of European Nationalities
Föderalistische Union Europäischer Volksgruppen/
Federal Union of European Nationalities
Sinti und RomaZentralrat deutscher Sinti und Roma,
Dokumentations- und Kulturzentrum
YIVO Yiddish Scientific Institute - יִדישער װיסנשאַפֿטלעכער אינסטיטוט
Karsten Troyke - Yiddish Singer - Publisher on Yiddish Music
Dokumentations- und Kulturzentrum
YIVO Yiddish Scientific Institute - יִדישער װיסנשאַפֿטלעכער אינסטיטוט
Karsten Troyke - Yiddish Singer - Publisher on Yiddish Music
YEN - JEV - MENS
Młodźina Europskich narodnych skupin/
Jugend Europäischer Volksgruppen/
Youth of European Nationalities
Młodźina Europskich narodnych skupin/
Jugend Europäischer Volksgruppen/
Youth of European Nationalities
"Katolski Posoł" - časopis katolskich Serbow/
Zeitschrift der katholischen Sorben/
Magazin of the Roman-catholic Sorbs
Zeitschrift der katholischen Sorben/
Magazin of the Roman-catholic Sorbs
RUNJEWONLINE.info - Swobodny online-magacin
Upper Sorbian free online-magazine
Upper Sorbian free online-magazine
HALO ENERGY
No comments:
Post a Comment